Sumengko,
desa yang terletak di kecamatan Duduksampeyan ini bisa dibilang desa yang cukup
luas dan makmur. Desa yang berjarak 1 kilometer dari perempatan Duduksampeyan
ini memiliki banyak cerita dan legenda tentang asal usul berdirinya. Seperti
yang dikatakan oleh para sesepuh desa Sumengko, yang pada zaman dahulu ada salah seorang
yang ahli meditasi di tempat yang angker keramat (pepunden) oleh masyarakat
sumengko sering berjumpa dengan seorang perempuan yang mengaku orang pertama
yang membuka desa sumengko, orang pertama tersebut bernama MULYO REJO NING SRI
dari nama orang pertama
tersebut itulah nama aslinya desa sumengko yaitu DESA MULYOREJO .
Adapun cerita
berbeda menjadi sumengko yang sekarang adalah karena kehidupan yang menyedihkan
dirasakan oleh masyarakat desa sumengko tapi terjadi tahun berapa pun itu tidak
dijelaskan yaitu: Sumpek dan Nyengko dirasakan oleh perempuan itu yang menurut
bahasa Indonesia menyedihkan dan mencekam.
Akhirnya, dari dua kata tersebut
diambil dari suku kata sum dan nyengko maka menjadi kata SUMENGKO.
Ada juga yang
mengatakan bahwa asal usul desa Sumengko
yakni pada awalnya di sebuah
wilayah yang tidak terlalu luas, yang dihuni oleh beberapa orang saja dan di
sekitar itu terdapat banyak tanaman tetapi kebanyakan tanaman tersebut pohonnya
yang merambat dan terdapat buah yang bulat dan dalamnya berwarna merah. Suatu hari wilayah
tersebut ditebangi tetapi satu tanaman yang tidak ditebang. Kemudian buah itu
dinamakan semangka karena
buahnya yang bulat dan rasanya sangat segar. Beberapa hari kemudian
banyak orang yang berdatangan ke wilayah tersebut untuk melangsungkan hidupnya. Lama kelamaan wilayah tersebut sangat
ramai dan banyak penghuninya . Dan wilayah tersebut belum ada namanya ada satu
orang yang berpendapat wilayah tersebut dinamakan “SUMENGKO”, karena banyak
tanaman semangka.
Di sumengko
terdapat dua makam yang dikeramatkan.
Di Desa Sumengko tempat tersebut diberi nama Kendal
oleh masyarakat Desa Sumengko.Makam yang pertama adalah makam Mbah Sarkowi, dia
adalah seorang prajurit dari Kerajaan Giri pada zaman Sunan Prapen. Makam yang kedua adalah
makam dari Raden Qosim. Menurut
sesepuh desa cerita tentang Raden Qosim ini belum jelas tetapi ada yang
mengatakan bahwa Raden Qosim adalah seseorang yang berasal dari Tuban versi
lain juga mengatakan bahwa Raden Qosim berasal dari Drajat. Beliau termasuk
seorang yang alim dan punya nilai historis yang konon berkaitan dengan asal
muasal Kali Kidul.